Di artikel ini...
Bagi teman-teman yang sudah menggunakan platform CDE Autodesk cukup lama, mungkin familiar bahwa Autodesk Construction Cloud sudah mengalami beberapa perubahan.
BIM 360 Classic
BIM 360 generasi pertama yang diperkenalkan, disebut juga sebagai BIM 360 Classic. Diperkenalkan pertama di Autodesk University 2015, BIM 360 Classic memiliki cukup banyak produk. Termasuk Layout, Plan, dan Ops.

BIM 360 Classic masih merupakan software yang saling terpisah, tidak saling berbicara satu dengan lainnya. Artinya kalau kita berkolaborasi dengan cloud worksharing di BIM 360 Team, maka tim yang hanya mengakses BIM 360 tidak dapat melihatnya. Jika kita ingin melakukan clash detection di Glue, maka harus diupload lagi filenya secara terpisah.
Walaupun platform tersebut sangat membantu, namun file yang berbeda-beda ini jelas masih jauh dari konsep CDE.
BIM 360 Nextgen
Dua tahun kemudian, di 2017 Autodesk memperkenalkan BIM 360 Nextgen. Konsepnya sangat mirip dengan Unified Platform yang kita kenal sekarang. Penawaran produknya disederhanakan dan semua berjalan di atas BIM 360.

Artinya di Nextgen ini, saat tim melakukan worksharing dengan BIM 360 Design, maka tim yang lain dapat melihat file yang sama di platform lain. Seperti saat melakukan clash detection di BIM 360 Coordinate, dapat langsung mengakses file dari Docs tanpa harus melakukan download dan upload seperti di pendahulunya.
Namun platform Nextgen ini masih memiki kekurangan: yang saling terhubung masih di level file. Platform ini belum bisa menghubungkan aktivitas yang terjadi di aplikasi yang berbeda. Misalkan terjadi change order di platform Build, dan kita ingin mereferensikannya dengan RFI. Sementara RFI ini sendiri muncul karena issue saat melakukan clash detection, dan perlu kita referensikan juga. Hal ini belum dapat dilakukan di BIM 360 Nextgen.
Unified Platform
Autodesk mulai memperkenalkan yang disebut sebagai Unified Platform di Autodesk University 2019. Mengikuti akuisisi Plangrid di tahun sebelumnya.

Unified platform ini lebih sering disebut sebagai Autodesk Construction Cloud (ACC) saja. Dan memang bukan nama resmi yang bisa kita temui di website Autodesk. Nama Unified Platform ini sendiri diberikan karena Autodesk akhirnya bisa menghubungkan data konstruksi dari tahap desain, prakonstruksi, sampai pelaksanaan konstruksi dan handover.
Unified Data, Team, and Workflow
Perlu kita ingat bahwa perbedaan utama CDE dengan generic cloud storage biasa adalah CDE juga menyimpan aktivitas yang berlangsung. BIM bukan hanya bicara data 3D visual, tapi juga data non-visual.
Di tahap pelaksanaan konstruksi, data yang banyak dihasilkan justru data non-visual, bukan lagi data visual. Seperti Checklist, RFI, Submittal, Cost Items, dan sebagainya. Visi Autodesk adalah mampu menghubungkan semua data tersebut. Ini belum bisa dilakukan di BIM 360, karena itu Autodesk cukup ngotot untuk merilis Unified Platform ini.
Setiap komunikasi memiliki workflow yang spesifik. RFI memiliki workflow sendiri untuk mengakomodasi alur data dari subkontraktor ke kontraktor utama, lalu ke MK/owner. Submittal memiliki workflow sendiri sebelum kontraktor bisa merilis shop drawing. Dan jika diperlukan setiap workflow bisa saling mereferensikan.
CDE Platform untuk Manajemen Konstruksi
Pada akhirnya, Autodesk Construction Cloud alias ACC bukan sekedar sarana penyimpanan dan berbagi file. Namun juga untuk digitalisasi manajemen konstruksi yang terintegrasi dengan baik.
Jangan lupa, BIM adalah pendukung digitalisasi konstruksi.